“Dalam pernikahan: tak cukup hanya Cinta” – POV dari seorang yang telah menjalani.


Menemukan pasangan hidup lalu menikah kerap menjadi ‘final destination’ seseorang ketika memasuki usia dewasa, terutama kaum Hawa.

Proses ini biasanya berawal dari rasa ketertarikan pada lawan jenis dengan berbagai cerita; ada yang jatuh cinta pada pandangan pertama, ada yang awalnya berteman lalu saling suka, ada yang bertemu di tempat kerja, ada yang bertemu secara tidak sengaja… duduk bersebelahan di dalam kereta misalnya.

Begitu banyak cerita dan peristiwa seputar cinta yang berujung di pelaminan. Banyak pula yang gugur di tengah jalan… meninggalkan luka, mengubur asa, berujung kepahitan.

Cinta memang mengawali sebuah hubungan, namun nyatanya, dalam pernikahan ‘tak cukup hanya Cinta’. Banyak hal lain yang perlu dimiliki dalam menjalani pernikahan.

1. Pengertian
Dibutuhkan pengertian untuk memahami sikap dan perilaku dua insan yang tumbuh dalam pola asuh dan latar belakang keluarga yang berbeda, kemudian bertemu ketika mereka sudah dewasa dan menjadi SATU.

2. Pengorbanan
Kesepakatan dapat diraih ketika keduanya bersedia mengorbankan ego masing-masing.

3. Materi
Meski terdengar duniawi, namun tak dapat dipungkiri uang dapat menjadi sarana untuk mewujudkan mimpi.

4. Komitmen
Cinta dapat pudar, namun janji suci untuk selalu mendampingi dalam segala kondisi yang diucapkan di hadapan Tuhan dan para saksi harus ditepati.

Namun, yang terutama dan yang terpenting tetaplah Cinta.

Tanpa cinta, kita tak mau mengerti,
Tanpa cinta, kita tak rela berkorban,
Tanpa cinta, materi menjadi tuan,
Tanpa cinta, komitmen menjadi beban.

Pernikahan bukan akhir dari sebuah pencarian. Bukan akhir dari masa pacaran. Bukan juga sebuah pencapaian. Apalagi sebuah pelarian.

Pernikahan adalah awal sebuah rumah tangga yang baru, awal sebuah proses pembentukan karakter, awal perjalanan yang seru, ketika dua menjadi SATU.

Dalam pernikahan, masa pacaran dengan segala keseruannya harus tetap berlanjut, karena dalam pernikahan kita akan semakin mengenal diri kita sendiri dan semakin mengenal pasangan kita.

Pernikahan adalah proses pemurnian. Bagi pria, menjadi seorang imam dan kepala yang mengasihi istri. Bagi wanita, menjadi penolong yang setia dan menghormati suami.

Peran suami dan istri bagaikan sepasang sepatu. Berbeda kanan dan kiri, namun tak dapat dipisahkan dalam menjalankan misi. Bersatu melangkah menggapai visi.

“Relationship goal” dalam setiap pernikahan adalah untuk selalu mengingat dan memahami esensi dari pernikahan itu sendiri. Bukan tentang aku atau kamu lagi, tapi tentang KAMI.

To have and to hold,
For better for worse,
For richer for poorer,
In sickness and in health,
To love and to cherish,
For as long as we both shall live.

07.01.22

#takcukuphanyaCINTA #relationshipgoal #marriagelife